Pembentukan Generasi Tanggap Bencana ITERA (GATERA)

Institut Teknologi Sumatera

Alam, tempat manusia berpijak, mempunyai agendanya sendiri. Indonesia mempunyai kondisi geografis yang unik karena Indonesia berada di 3 Lempeng tektonik dunia yakni lempeng Eurasia, Lempeng India-Australia dan Lempeng Pasifik, sehingga gempa bumi dan tsunami berpotensi untuk timbul kapan saja. Berdasarkan garis lintang Indonesia yang berada di 6o LU (Lintang Utara) dan 11oLS (Lintang Selatan) maka Indonesi berada di Wilayah Tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi, sinar matahari sepanjang tahun, serta kelembaban udara yag tinggi menyebabkan tingginya Faktor Bencana Hidrometeorologi. Ditambah lagi, terdapat 129 dari 500 gunung api di Indonesia dikatakan aktif tersebar dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara dan Kepulauan Maluku (Rencana Penanggulangan Bencana, 2010-2014). Di tengah ketidak beruntungan itu, begitu banyak Lembaga dan anggota masyarakat dalam maupun luar negeri yang ikut berpartisipasi dalam menangani rentetan bencana tersebut. Partisipasi masyarakat yang makin besar ini belum mendapatkan penanganan yang optimal karena kurang terarah dan terorganisirnya kegiatan para relawan di daerah bencana dan kurangnya pengetahuan dan keterampilan dasar yang dibutuhkan dalam penanganan bencana. Pada kenyataanya, banyak relawan-relawan yang tidak tahu harus berbuat apa Ketika berada di daerah bencana.

Pusat MKG membentuk Generasi Tanggap Bencana Itera (GATERA) karena merujuk pada Kewajiban pendidikan mitigasi bencana yang dicanangkan oleh Menteri Ristekdikti sebagai PTN Tanggap Bencana dan mendukung Gerakan Penanggulangan Resiko Bencana (PRB). Pusat MKG bekerja sama dengan BASARNAS Provinsi Lampung membentuk Mahasiswa yang memiliki jiwa kemanusiaan dan kepeminpinan sebagai relawan kebencanaan yang disebut dengan GATERA. Anggota GATERA tersebut diberikan Pendidikan teori dan fisik menjadi relawan yang kompeten.