Rapat Koordinasi Masterplan BMKG Lampung – ITERA

[vc_row][vc_column][vc_gallery interval=”3″ images=”973,974,975″ img_size=”large” onclick=””][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column][vc_column_text]Kepala UPT MKG ITERA ( Zadrach L. Dupe ) membuka rapat Koordinasi UPT MKG ITERA dengan menjelaskan masksud dan tujuan dari koordinasi BMKG Lampung dan ITERA yakni koordinasi mengenai pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan oleh ITERA dalam pemenuhan standar ITERA memiliki Stasiun MKG ( Meterologi,Klimatologi, dan Geofisika).

Sambutan dari Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Raden Intan ( Raden Theodorus Agus Heru ) mengapresiasi langkah UPT MKG ITERA untuk membangun infrasturktur untuk menunjang kinerja UPT MKG itu sendiri. Beliau menjelaskan adanya langkah terbaru yang diharapkan yaitu bentuk kerjasama yang lebih mudah seperti penelitian dan riset Bersama terkait bencana yang ada di lampung. Dengan kerjasama sederhana tersebut diharapakan UPT MKG dan BMKG di Lampung (Tanggamus) akan lebih saling bersinergi dalam penelitian MKG. Beliau berpesan bawhwa tidak dapat membantu dalam pemenuhan alat-alat di ITERA karena hal tersebut merupakan kewenangan dari BMKG Pusat.

Kepala UPT MKG ITERA (Zadrach L. Dupe) menjelaskan presentasi mengenai Pembangunan Infrastruktur UPT MKG ITERA. Penjelasan dalam presentasi tersebut meliputi  Masterplan Pembangunan ITERA, Luas Wilayah/Lahan UPT MKG ITERA, Ketentuan Pembangunan Stasiun Klimatologi Perka 2008, Pembangunan Museum MKG , Pemasangan Dome Teropong Matahari, Rencana DED ( Design Engineering Detail) Infrastruktur UPT MKG ITERA,dan Pembuatan Whatsapp Group Diskusi BMKG Lampung – ITERA.

Tanggapan dari Presentasi tersebut oleh Kepala Stasiun BMKG Klimatologi Pesawaran ( Edi Warsudi) bahwa mengenai Kewajiban untuk mengikuti standar pembangunan stasiun klimatologi bukan kewajiban ITERA untuk mengikuti standar tersebut namun apabila tetap menggunakan standar tersebut diharapkan dalam penamaan stasiun bukan menjadi stasiun Klimatologi namun menjadi Stasiun Riset dan Penelitian Bersama MKG ITERA untuk menghindari persepsi yang tidak diinginkan apabila penamaan menjadi Stasiun Klimatologi.

Tanggapan selanjutnya dari Kepala Stasiun BMKG Klimatologi Pesawaran ( Edi Warsudi ) mengatakan bahwa mengenai pemenuhan alat alat klimatologi untuk ITERA belum dapat diinisiasi lebih lanjut lagi karena hal tersebut merupakan tugas BMKG Pusat. Dari BMKG Pesawaran bisa saja memberikan alat alat konvensional dari BMKG Pesawaran namun akan terkendala waktu dan administrasi karena operasional tersebut tercatat sebagai BMN BMKG Pesawaran dan akan memakan cukup waktu yang lama dalam memproses kegiatan Hibah Barang tersebut. Bapak Edi Warsudi masih menunggu keputusan dari BMKG Pusat mengenai kerjasama pemenuhan alat untuk taman alat UPT MKG ITERA.

Tanggapan selanjutnya dari Kepala Stasiun BMKG Klimatologi Pesawaran (Edi Warsudi ) mengenai standar lebar dan luasan bebas ruang sebagai standar menjadi Stasiun MKG yaitu standar tinggi obstacle dari aws dalah 15 kali kemudian lebar obstacle dari aws adalah 15 derajat dan diharapkan minimalnya kegiatan manusia disekitar stasiun dan tidak mengganggunya sirkulasi angin yang ada di Kawasan stasiun MKG ITERA.

Kepala Stasiun BMKG Meteorologi (Raden Theodorus Agus Heru) mengapresiasi inisiasi ITERA dalam membangun Gedung Museum MKG dan Pusat Penelitian karena dari BMKG sendiri belum memikirkan hal sampai sejauh itu. Mengenai Layout di Taman Alat , beliau menanyakan tentang keperluan dari Ruang Gas di Lahan UPT MKG apakaha diperlukan atau tidak ? Bilaman dibuat dihimbau untuk mematuhi dan sangat menegaskan Standar Pembangunan Stasiun Berdasarkan Perka Pembangunan BMKG di Indonesia. Beliau mengkhawatirkan mengenai Topografi di Lahan Sekitar UPT MKG ITERA yang berbeda elevasinya dapat menggangu standar pembangunan Stasiun di ITERA.

Dosen Prodi Teknik Arsitektur ( Anggi M ) menjelaskan bahwa jarak dari Lahan UPT MKG ke berbagai Gedung yang telah dan akan dibangun sepertinya tidak akan mengganggu standar dari PERKA BMKG mengenai pembangunan stasiun MKG, karena jarak dari AWS ke Gedung sekitar masih termasuk dalam jarak aman kurang lebih adalah 100 m.

Dosen Prodi Teknik Sipil ( Miskar Maini ) menambahkan bahwa akan didirikan Gedung F yang akan berseberangan dengan lahan UPT MKG dan akan direncanakan sesuai dengan standar Perka BMKG agar tidak mengganggu pengukuran dari AWS untuk pemenuhan pembangunan Stasiun MKG ITERA.

Kepala Stasiun BMKG Meteorologi Maritim Panjang ( Sugiyono ) menjelaskan bahwa apakah masterplan tersebut tata letaknya dapat diubah seperti posisi menghadapa gedung tersebut dapat diubah agak menjauh dari Stasiun nantinya agar tidak menganggu pengukuran AWS dan standar pendirian stasiun MKG ITERA.

Tanggapan dari Dosen Teknik Arsitektur (Anggi M) Menambahkan bahwa posisi muka bangunan akan dapat berubah dan menyesuaikan standar stasiun MKG ITERA.Tanggapan mengenai diskusi tersebut Kepala UPT MKG ITERA ( Zadrach L. Dupe) menegaskan bahwa UPT MKG tidak serta merta akan membangun Stasiun yang akan menyaingi stasiun BMKG di lampung karena ITERA akan membangun Pusat Riset Bersama MKG yaitu Stasiun MKG dimana diundangnya bapak/ibu untuk rapat guna untuk menelaah standar dari Pembangunan Stasiun MKG ITERA benar benar sesuai dengan Standar Perka BMKG sendiri. Beliau menegaskan keseriusan ITERA untuk menjadikan UPT MKG sebagai Pusat Penelitian dan Riset Bersama untuk Mahasiswa ITERA dan juga untuk masyarakat umum di Provinsi Lampung. Dan Beliau merasa bahwa Langkah ITERA dalam membangun Gedung museum MKG merupakan satu-satunya ide pembangunan infrastruktur di bidang sains pertama di Indonesia.

Dari hasil diskusi mengenai standar pembangunan Stasiun MKG di ITERA bahwa standar ketinggian  adalah jarak penghalang dari titik acuan AWS adalah 10 kali tinggi penghalang serta Lebarnya adalah 10 derajat dari lebar penghalang. Serta dalam pembangunan diharapkan mengenai design dan pembangunannya tersebut masih meninjau dari sirkulasi angin  di wilayah tersebut yaitu penempatan power supply yang tidak boleh berdekatan dengan stasiun , mengurangi penggunaan kaca dalam pembangunan Gedung karena dapat memantulkan cahaya langsung ke lahan dan hal hal lain yang dapat menggangu iklim di lahan tersebut[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *