UPT MKG ITERA Diskusi Online terkait Perubahan Iklim 2020 dan Dugaan Hubungan Supermoon dengan Aktifitas Gunung Api di Indonesia

[vc_row][vc_column][vc_single_image image=”1419″ img_size=”large” alignment=”center”][vc_column_text]Pembelajaran Online Kebencanaan dibuat oleh UPT MKG ITERA untuk memberikan pemahaman dan informasi kepada para mahasiswa seluruh Indonesia yang bergabung dalam kegiatan ini. Dilaksanakan pada tanggal 16 Mei 2020 pada pukul 10.00 WIB yang diikuti oleh 25 Peserta Diskusi dari berbagai bidang dan bukan hanya mahasiswa ITERA saja namun diikuti oleh mahasiswa dari luar seperti dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Universitas Prisma, Manado , STKIP Al Hikmah Surabaya , Universitas Negeri Malang, dan Universitas Lampung.

Tema yang diangkat pada Diskusi Kebencanaan Online ini adalah Perubahan Iklim dan Aktivitas Gunung Api di awal tahun 2020. Pada diskusi online ini dihadiri oleh Drs. Zadrach L. Dupe , M.Si sebagai Narasumber pemateri Perubahan Iklim dan Erlangga Ibrahim Fattah, S.Si, M.T sebagai Narasumber pemateri Aktifitas Gunung Api. Pada pembahasan materi Perubahan Iklim , Zadrach mengatakan bahwa banyak faktor yang mengakibatkan adanya perubahan iklim saat ini yang secara langsung kita rasakan dan alami seperti kekeringan, hujan berlebihan, badai/taifun makin kuat, muka air laut yang semakin naik dan adanya pengaruh dari arus thermohaline. Menurut Zadrach, Arus Thermohaline merupakan arus laut yang diakibatkan oleh adanya perbedaan suhu atau salinitas (kadar garam) air laut di suatu wilayah dengan wilayah lainnya. Perbedaan tersebut menyebabkan  perubahan densitas (kerapatan) massa air laut sehingga menimbulkan pergerakan. Efek ini yang menyebabkan adanya perubahan iklim di dunia.[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/2″][vc_single_image image=”1420″ img_size=”large” alignment=”center”][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/2″][vc_column_text]Karena adanya perubahan iklim akibat dari pengaruh arus thermohaline tersebut menimbulkan terjadinya musim hujan dan musim kering. Akibatnya untuk meminimalisir dampak negative dari perubahan iklim yang telah kita alami saat ini, sebagai manusia kita harus bersahabat dengan alam, salah satunya adalah menjaga lingkungan dengan tidak membuang sampah plastic sembarangan , menghemat pemakaian energi serta melakukan penghijauan di sekitar tempat kita tinggal saat ini agar dampak dari perubahan iklim salah satunya adalah peningkatan suhu udara di bumi menjadi lebih stabil.

Pada diskusi tersebut juga dibahas mengenai efek thermohaline di Indonesia. Salah satunya adalah jenis surface flow , jenis ini adalah arus yang melewati wilayah Indonesia. Pengaruh dari Surface Flow Arus Thermohaline adalah perubahan kondisi suhu dan muka rata rata permukaan laut di Indonesia. Sirkulasi Thermohaline yang terjadi secara global ini sangat mempengaruhi kehidupan di Bumi dan memberikan banyak manfaat. Di daerah lintang tinggi,thermohalinemembawa massa air hangat dari ekuator yang membantu mengurangi dinginnya suhu udara disana. Di daerah ekuator,thermohalinemembawa massa air laut dalam yang kaya akan nutrien dan mineral yang membantu pertumbuhan alga dan plankton. Selain ituthermohalinejuga berperan penting dalam siklus karbon lautan.thermohalinesangat berpengaruh terhadap iklim di Bumi, fenomena cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi dengan intensitas yang tinggi diperkirakan akibat melambatnya lajuthermohalineyang disebabkan oleh pemanasan global.[/vc_column_text][/vc_column_inner][/vc_row_inner][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/2″][vc_column_text]Selain itu diskusi yang dilaksanakan selama 90 menit ini juga membahas aktifitas Gunung Api yang diawal tahun 2020 yang aktif erupsi. Erlangga Ibrahim Fattah, S.Si, M.T memberikan penjelasan terkait aktifitas gunung api apa saja yang mengalami kenaikan aktifitas serta adanya pengaruh fenomena supermoon terhadap hal tersebut. Berdasarkan dari data data yang telah diperoleh bahwa Ketika adanya fenomena supermoon ditemukan adanya juga peningkatan aktifitas dari gunung api, namun hal ini masih perlu adanya kajian ulang untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan masiv. Korelasi tersebut juga sudah diteliti oleh John Vidale seorang ahli seismologi dari Washington University , menyebutkan bahwa selama periode fase bulan penuh ditemukan adanya potensial sebesar 1% yang mengakibatkan kenaikan aktifitas gunung api di dunia. Terkait hal tersebut , menurut Erlangga perlu adanya kajian yang serius dalam membuktikan secara ilmiah hipotesis itu.[/vc_column_text][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/2″][vc_single_image image=”1421″ img_size=”large”][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row]

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *